Lima Pesantren Besar Gelar Halaqah, Ra Hamid Berharap Pesantren Bebas Bullying dan Perundungan

    Lima Pesantren Besar Gelar Halaqah, Ra Hamid Berharap Pesantren Bebas Bullying dan Perundungan
    Pelaksanaan halaqah pesantren ramah santri diikuti para kiai pimpinan pondok pesantren se-tapal kuda di Ponpes Nurul Jadid Paiton, Probolinggo

    PROBOLINGGO - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur yang bekerjasama dengan Pondok Pesantren Nurul Jadid sebagai bagian dari rangkaian Hari Santri Nasional 2024 menggelar Halaqah Pesantren Ramah Santri di Aula Ponpes Nurul Jadid. Senin (14/10/24). Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan komunitas pesantren yang bebas dari bullying dan perundungan, serta membangun lingkungan ramah bagi seluruh santri.

    KH Abd Hamid Wahid yang lebih dikenal dengan Ra Hamid sebagai penanggung jawab kegiatan, mengungkapkan bahwa halaqah ini dilaksanakan di lima titik pesantren besar di Jawa Timur, yaitu PP Nurul Jadid (Probolinggo), PP Lirboyo (Kediri), PP Syaikhona Kholil (Bangkalan), PP Darul Musthofa (Malang), dan PP Matholiul Anwar (Lamongan).

    “Ini merupakan bagian dari upaya kita merespon isu bullying dan perundungan di lingkungan pesantren dan menjadikannya sebagai tempat yang aman dan nyaman bagi santri, ” ujarnya.

    Ia menambahkan bahwa hasil dari halaqah ini akan dirumuskan dalam bentuk buku berjudul Pesantren Ramah Santri.

    “Buku ini akan menjadi panduan untuk seluruh pesantren dalam menciptakan lingkungan anti-bullying. Kami juga akan melibatkan para ahli dan pesantren dalam tindak lanjutnya bersama tim PWNU, ” jelasnya.

    Halaqah ini menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka, di antaranya Prof. Dr. Rifa Hidayah, M.Si, seorang psikolog anak dan remaja, serta Prof. Dr. HM Noor Harisudin, S.Ag., SH, M.Fil.I, CLA, CWC, ulama dan ahli pendidikan pesantren. Selain itu, hadir pula Dr. Ny. Hj. Khodijaatul Qodriyah, A.P., S.Ag., M.M.Pub., M.Si, pakar pendidikan pesantren, serta AKP Imam Munadi, S. Sos, Kanit Renakta Polda Jatim.Turut hadir dalam kegiatan ini, pengasuh pesantren, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Probolinggo, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo, pengurus PCNU Kraksaan dan Probolinggo, para dosen, serta tokoh masyarakat dan simpatisan.

    Halaqah ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi para santri dan menjadi langkah awal untuk menciptakan komunitas pesantren yang lebih baik, ramah, dan bebas dari segala bentuk perundungan.

    Ponirin Mika

    Ponirin Mika

    Artikel Sebelumnya

    Kiai Zuhri Zaini; Bullying Bertentangan...

    Artikel Berikutnya

    MTs Nusantara Kota Probolinggo Ngaji Aswaja...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Indonesia Dikuasai Oligarki, Jangan Sampai Rakyat Merasa Dijajah 'Kumpeni' Zaman Now
    Hendri Kampai: Kekuasaan, Kesempatan untuk Berbuat Baik atau Kezaliman yang Menghancurkan
    Hendri Kampai: Menjaga  Euforia Harapan
    Hendri Kampai: Berkaca dari Singapura, Pelajaran Berharga untuk Indonesia

    Ikuti Kami